Peristiwa miris terjadi menimpa Ibu Paerah (87), Warga Kelurahan Tanjung Laut, Bontang pada Kamis (23/3/2017) dini hari. Nenek malang tersebut dianiaya oleh Yulianingsih (50) yang adalah anaknya sendiri! Alasan Yulianingsih menghajar ibunya pun terbilang sangat sederhana. Ia merasa kesal lantaran Paerah sering meminta makanan kepada tetangga. Kekesalannya belakangan bertambah Yulianingsih karena Paerah menjual BH usang miliknya.
Penganiayaan yang dilakukan Yulianingsih membuat tetangga berdatangan. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa Yulianingsih menampar ibunya. Seakan menampar saja belum cukup, Yulianingsih juga mencubit wanita yang sudah melahirkannya tersebut. Demikian sebagaimana dilaporkan dalam JPNN.
“Saya kaget, ada apa ribut-ribut di luar, saya lihat si anak itu memukul-mukul ibunya sendiri yang sudah jompo sambil dicubitin dan dihajar pakai tas ransel. Ya Allah. Saya sampai sesak napas, melabrak anaknya agar tidak berlaku seperti itu ke ibu kandungnya sendiri,” demikian kesaksian tetangganya, Jumat (24/3/2017).
Penderitaan Paerah tak berhenti sampai di situ. Dia juga dikunci di rumah. Belakangan, kabar kekerasan terhadap Paerah sampai ke Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Dinas Sosial. Alhasil, dua petugas LK3 bernama Suyanti dan Intan didampingi Ketua RT 2 Sahabuddin bergegas menjenguk keadaan Paerah.
Rombongan baru bisa bertemu korban pada pukul 12:30 Wita, ketika Yulianingsih pulang ke rumah. Yulianingsih langsung membela diri. Dia beralibi mengunci ibunya karena khawatir Paerah akan lari dan keluar rumah.
“Coba, siapa yang nggak malu lihat ibunya jual BH ke orang lain? Saya jengkel sekali, saya tonjok-tonjok kepalanya,” tutur Yulianingsih.
Ia juga mengklaim kerap membelikan makanan untuk ibunya, tetapi jarang dimakan.
“Capek aku belikan makanan! Aku sabar, tapi nggak dimakan, nggak kelaparan di sini, di sini banyak makanan, siapa bilang Mbah [Paerah] kelaparan? Nih ada bubur juga nggak dimakan, ada tape, ada pisang, ada roti, ada donat, ada bakso,” paparnya.
Sementara itu, Paerah yang sudah berumur tersebut mengaku ingin pulang ke Surabaya. Dia ingin hidup tentram di rumah anaknya yang lain di sana.
“Saya dikira kayak orang gila, padahal saya nggak gila, anak saya yang gila,” kata Paerah.
Sementara itu, secara terpisah Suyanti mengungkapkan bahwa LK3 akan melakukan pendampingan.
“Dan kami akan lakukan komunikasi dengan pihak keluarga, apakah ada semacam rembuk keluarga, semua dari persetujuan keluarga, solusinya apakah masih mau merawat nenek, ataukah dibawa ke panti,” pungkas Suyanti.
Sumber: suratkabar.id
No comments:
Post a Comment