Patriot NKRI - Meski perannya begitu besar, namun raja intel Indonesia ini sangat misterius. Seakan menjadi sebuah petunjuk, jurnalis di Indonesia tak pernah memasang fotonya. Alhasil, publik tak banyak tahu wajahnya saat dia memegang kendali intelijen, bahkan militer militer sekalipun. Jangankan warga sipil, tentara saja banyak yang tidak tahu sosok Benny Moerdani.
Di era pemerintahan Presiden Soeharto, sosok Benny Moerdani menjadi orang berpengaruh kedua di bawah sang presiden. Dia merupakan salah satu tokoh yang mengorganisir Operasi Seroja ke Timor Timur, dia pula yang mengatur operasi pembebasan sandera Woyla DC-9 di Thailand.
Baca Juga: NGERII..! Inilah Pasukan HANTU KALIMANTAN Yang Bikin Belanda Keok dan Lari Tunggang Langgang..
Tak heran, seorang personel Marinir pernah membentak Benny. Padahal marinir itu berpangkat bintara sementara Benny sudah berpangkat Mayor Jenderal.
Kisah ini bermula ketika Benny memiliki urusan ke markas Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib). Dia mengendarai mobilnya menuju kantor yang berada di Jalan Merdeka Barat tersebut tanpa mengenakan seragam militer.
Sesampainya di lokasi, Benny langsung memarkirkan kendaraannya di lokasi terdekat dengan pintu masuk. Rupanya hal itu memancing seorang penjaga, yang juga personel Marinir, mendekatinya.
Tanpa pikir panjang, Marinir tersebut langsung membentak dan memintanya memindahkan kendaraannya. Sebab, tempat parkir tersebut hanya diperuntukkan bagi pimpinan militer. Benny yang memakai pakaian sipil hanya diam saja.
Benny lantas memindahkan kendaraannya ke lokasi yang ditunjukkan Marinir tersebut. Meski begitu, Benny tidak marah.
Baca Juga: Mengharukan..! Perjuangan Sang Jenderal KURUS Kering, Bermantel LUSUH, dan Berparu-Paru SEBELAH
"Mungkin memang salah saya sendiri, kok waktu itu pakai pakaian preman," aku Benny.
Kejadian lainnya berlangsung saat dia kembali ke dunia militer usai menjalani tugas diplomatiknya. Meski sudah berbintang dua, namun banyak perwira TNI yang tak bertanya-tanya terhadap dirinya. Kisah ini ditulis dalam buku 'Benny: Tragedi Seorang Loyalis' yang ditulis Julius Pour terbitan Kata Hasta Pustaka tahun 2007.
"Ketika saya sudah berbintang dua, seorang kolonel masih sempat bertanya kepada penjaga Markas Hankam, lho siapa jenderal itu? Perwira ABRI saja enggak kenal saya, apalagi orang luar."
Sebagai orang nomor satu di dunia intelijen, kerahasiaan memang nomor satu. Setidaknya, itulah yang dijalani Benny selama berkecipung di dalamnya.
Baca Juga:
Sumber: merdeka.com
No comments:
Post a Comment